 |
| Foto Kondisi Yulianus saat dikeroyok |
Seorang warga Mamasa Dikeroyok Pengawas Proyek Jalan
kisah pilu dialami salah seorang warga mamasa, kecamatan bambang bernama Yulianus oleh karna sempat memfoto dan mepertanyakan tentang proyek pembuatan jalan beton Mambi-Bambang yang bernilai milyaran rupiah, pengawas proyek menganiaya warga tersebut.
 |
| Kondisi jalan proyek Mambi-Bambang |
Kronologinya terjadi pada rabu(6/09/2017), ketika korban sedang melintas menuju ke rantepalado, saat di jalan tempat lokasi proyek di bangun oleh PT Tunas Tehnik Sejati ia melihat ada kejanggalan dalam proyek tersebut, dikarenakan batu-batu sebesar Helm disusun dengan rapi lalu di siram dengan campuran, lebih parah lagi bambu besar juga di taruh di dalamnya lalu di siram campuran.
Melihat hal yang janggal sehingga muncul inisiatif yulianus untuk mendokumentasikan proyek kegiatan tersebut, tetapi salah seorang pengawas Berinisial M datang lalu menyuruhnya untuk tidak mengambil gambar proyek kegiatan tersebut, adu argumentasi pun berlangsung, tiba-tiba salah seorang teman M datang inisial A Menghampiri lalu mencekik leher korban.
Merasa terdesak Yulianus melompat dari motornya, tetapi dengan sigap pula A memegangnya dari belakang, hingga terjadilah pengeroyokan tersebut. Yulianus yang tidak berdaya hanya bisa menendang tanpa sasaran sehingga M dapat dengan mudah memukulinya dengan membabi-buta.
lalu A mengambil sekop ingin memukul Yulianus tetapi beruntung ada warga yang melihat dan melerai pengeroyokan tersebut.pengeroyokan berhenti setelah Yulianus menghapus Foto-foto kegiatan yang diambilnya tersebut.
Yulianus pun melaporkan kejadian tersebut kepada keluarganya yang berada di rantepalado, tanpa dikomando keluarga yulianus menuju ke tempat proyek tersebut, beruntung M dan A telah melarikan diri sehinga tidak terjadi aksi balasan keluarga Yulianus.
Yulianus melaporkan kasus tersebut ke Polsek Mambi dengan nomor laporan : LP/02/IX/2017/Sek-Mbi, dan Yulianus berharap Kasusnya dapat diselesaikan secara Hukum hingga pada proses Persidangan di Pengadilan.
Kristian Parangka
0 komentar:
Post a Comment