Sulbar Pos, Ramlan Badawi : Ini Persoalan Kemanusiaan dan Amal Perbuatan

Bupati Dan Kepala Dinas Kesehatan Mamasa sedang meninjau kegiatan donor darah 

Hut PMI ke 72 dirayakan dengan kegiatan donor darah kemanusiaan, senin (17/09/2017)

Puluhan simpatisan PMI Mamasa telah memadati Aula mini dalam rangka kegiatan kemanusiaan donor darah sukarela yg diselenggarakan oleh PMI Mamasa.

Turut hadir dalam pembukaan Bupati Mamasa H Ramlan Badawi, Kepala Dinas Kesehatan Dr Hajai Tangnga, Sekjen Koni Yusak, Ketua PMI Mamasa serta puluhan simpatisan yang akan mendonorkan darahnya baik itu aparat pemda, Tni/Polri bahkan beberapa wartawan turut pula berpartisipasi.

dalam sambutannya Bupati mamasa turut mengapresiasi kegiatan kemanusian donor darah sukarela yang dilaksanakan oleh PMI Mamasa, serta melihat gairah dan semangat pengurus PMI mamasa dalam mengemban tugasnya maka dalam tahun 2018 ia akan memprioritaskan anggaran untuk PMI Mamasa.

Lebih lanjut ia menjelaskan dinas terkait perlu duduk bersama dengan PMI untuk membahas anggaran PMI guna meningkatkan mutu dan kwalitas PMI, baik dari segi sarana dan prasaran yang masih belum memadai.

"Di Mamasa membutuhkan 4 kantong darah tiap hari"tutur Ramlan Badawi selaku Bupati Mamasa
Tetapi jumlah pendonor berbanding terbalik dengan kebutuhan masyarakat, sehingga ini merupakan persoalan besar yang harus diselesaikan.

"Ini persoalan kemanusiaan dan amal perbuatan"tutur Ramlan Badawi selaku Bupati Mamasa
Sehingga donor darah sukarela perlu disosialisasikan ke Mesjid dan Gereja-gereja yang ada di Mamasa.

Dalam kegiatan donor darah ini pula, Ramlan Badawi selaku Bupati Mamasa menyempatkan diri meninjau proses donor darah tersebut mulai dari registrasi hingga kepada pengambilan darah simpatisan.

Dalam kegiatan ini donor darah kali ini 50 orang simpatisan mendaftar untuk diambil darahnya tetapi hanya 40 orang yang dapat diambil darahnya dikarenakan pada saat pemeriksaan fisik baik tekanan darah dan HB mengalami kondisi tidak normal.

Menurut salah seorang yang tidak dapat mendonorkan darahnya inisial M menjelaskan bahwa ia tidak dapat donor darah dikarenakan HB pada saat itu tinggi, sehingga petugas tidak dapat mengambil darahnya.

Kristian Parangka