Sunday 23 July 2017

July 23, 2017
Sulbar Pos, Mamasa, Ibadah hari minggu Gereja Toraja Mamasa
 Jemaat Mamasa kota Minggu, 23 Juli 2017 (Nuansa kontemporer).

Suasana sebelum ibadah Sore Gtm Jemaat Mamasa Kota berlangsung
Hikmat, Suara Gendang,Nada Piano dan Melodi Gitar Berkumandang merdu di dalam
Ruangan sembari menunggu ibadah berlangsung.
Lonceng Tiga berbunyi menandakan bahwa ibadah akan segera dilaksanakan, para anggota jemaat
Duduk dengan penuh sukacita, saling menyapa dengan penuh kasih dengan para anggota jemaat yang lainnya sembari menunggu para pelayan Hambah Allah keluar dari ruangan Konsistori.
Para Majelis dan pelayan Firman Allah keluar dari konsistori, ibadah di mulai dengan Hikmat.
Salah satu anggota jemaat an Idamawarni mempersembahkan tembang pujiannya yg berjudul inilah hidupku, Suara yang merdu menyebabkan suasana menjadi lebih Hikmat dalam ibadah.
Dalam Perenungan Firman Tuhan yang dibawakan minggu ini diambil dari kitab Roma 8 : 26 – 39   dengan Tema khotbah Penderitaan Karna Kristus Tidaklah Sia-sia Oleh Penatua Kharisma, ia menjelaskan bahwa di dalam Firman tersebut Allah telah menggunakan Menggunakan berbagai cara menunjukkan begitu besar kasih Allah buat Bangsa Israel pada waktu itu namun Bangsa Israrel tidak memahaminya, bahkan bangsa Israel malah banyak membuat peraturan yang menyakitkan Allah serta melanggar perintah Allah sehingga menyebabkan Cinta Allah buat bangsa Israel bertepuk sebelah tangan.
Dalam konteks hari ini kita sering melanggar perintah Allah, tidak memahami Kasih Allah, tetapi Allah tetap membukakan pintunya buat manusia yang ingin bertobat.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa motivasi tiap orang ke gereja berbeda-beda, ada yang bahagia, sedih, biasa-biasa saja bahkan ada yang menganggap sebagai formalitas belaka tetapi satu hal yang diyakini bahwa Roh Kudus hadir dalam tiap pribadi masing-masing, ia bekerja dalam lubuk hati kita masing-masing
Kehidupan di masa sekarang ini semakin hari semakin berat, jabatan naik, tanggung jawab semakin berat tetapi penghasilan juga ikut naik tetapi pengeluaran semakin bertambah pula, semakin parah pula jika kita tidak dapat membedakan mana kebutuhan serta mana keinginan pasti kehidupan terasa semakin berat.
Menghadapi arus demIkian kita harus larut dalam kompromi kemasyarakatan padahal di masyarakat itu banyak kepercayaan-kepercayaan lain, jika kita ikut dalam hal tersebut maka Kekristenan kita akan samar-samar, kita sama saja dengan orang yang tidak percaya, perkumpulan kristen hanya ada di ibadah rumah tangga atau di Gereja, tetapi dalam perkumpulan masnyarakat tidak nampak persekutuan  kekristenan itu terjadi di daerah lain tetapi juga mungkin terjadi di Mamasa
Ketentraman dan kesejahteraan sudah menjadi tugas orang-orang percaya, termasuk kita semua, terwujudnya tatanan kehidupan bersama yang harmonis lebih kepada persaudaraan, adil dan makmur bukan semata-mata pekerjaan manusia tetapi Roh Kudus, Roh Allah itu sendiri yang akan mewujutkannya tutur penatua Kharisma di akhir Khotbahnya.
Pelayananan persembahan syukur dirangkaikan dengan persembahan buat gereja jemaat Ebenheiser yang terkena kebakaran Di dara Klasis balla tumuka
Dan mengakhiri ibadah ini ditutup  dengan pengutusan Berkat dan  lagu pujian Bagai Rajawali
Kemudian para Anggota jemaat dan Majelis serta pelayan Firman saling bersalaman dalam suka cita
Di Hari minggu, hari kudus ini.
Kristian Parangka

0 komentar:

Post a Comment

Search This Blog

Info Peliputan Wa 082 393 293 308 (Kristian Parangka)

Kasus Pembunuhan Anak Kepada Orang Tua di Tanete Batu,Sumarorong, Kapolres Datangi TKP

jejaksulbar- MAMASA - Kapolres Mamasa Akbp Muhammad Amiruddin S.I.K beserta rombongan, Monitoring terhadap kasus pembunuhan pasutri oleh...